“Ciaelah, Sen, judulnya horor
amat”
“Kenapa emangnya? Horor
gimana?”
“Tragedi… elegi… alergi…unagi…daiki”
“Daiki? Tapi itu kan…
ahsudahlah”
Sebenernya apa sih tragedi
32? Kenapa gue namain tragedi 32? Oke, menurut kamus Bahasa Indonesia, tragedi
itu artinya…. Ada seseorang bilang ‘Dunia adalah panggung sandiwara’, jadi
tragedi artinya sandiwara sedih ataupun peristiwa yang menyedihkan.. Nah 32 itu
sendiri adalah no abs gue dan selalu menjadi yang terakhir. Jadi, gue mau
cerita tentang tragedi 32 ini.
Gue kagak tau kapan tragedi
ini bermula, tapi mungkin kronologi ini bisa jadi sebab terjadinya tragedi ini.
Pertama, sekitar akhir Januari gue izin kagak ikut pelajaran dengan alasan OSN
selama seminggu. Terus ada temen sekelas gue yang berinisial Christnov mulai
menyapa gue dengan cara yang tidak biasa waktu gue masuk ke kelas. Jujur,
temen-temen gue di kelas hampir jarang banget ngajak omong gue, apalagi yang laki-laki
dan setelah Christnov mulai menjamurlah para Christnov yang lain. Sebut saja
Dweep dan geng Nigga. Pada awalnya gue seneng mereka bisa menganggap gue ada
namun setelah itu gue malah merasa ngeri sama mereka. Gue mulai berpikir keruh.
Jangan-jangan mereka pedo, jangan-jangan mereka lolicon. Kan, horor. Nah
mungkin disitulah awal mula tragedi 32 ini berlangsung sampai sekarang.
Gak cuma Christnov, Dweep,
dan geng Nigga. Setelah mereka memulai aksi mereka, kelakuan mereka pun juga
bisa memprovokasi orang lain. Seperti Kaichou, Yahyong, Amuba, N yang dulunya
gak pernah berani bicara sekarang biasa aja malah. Apalagi si Amuba dan N, tapi
yang paling parah itu Amuba. Gue yakin dia laki-laki tapi mungkin dia enggak :v
maksud gue, temen-temen gue yang lain meragukan dia. Jujur, dia itu
penampilannya menly tapi kelakuannya sedikit girly dan ke-girly-annya dia itu
malah membuat gue merasa ‘Oh, dia sejenis sama gue’ kan ambigu. Dan gue merasa
dia udah gak punya batas antara dunia perempuan dan laki-laki. Gue miris sama
dia. Gue sering ngingetin dia untuk bisa menly dengan ‘cara gue’. Gue orangnya
blak-blakan dan to the point. Gue sering panggil dia ‘Cowok’, atau bilang ke
dia ‘yang jantan’, ‘laki’, ‘macho’. Dia sering kesindir saat gue bilang gitu
dan dia bales “Zul, kamu jangan kayak gitu” dengan nada girly-nya. Gue gak
ngerti harus gimana lagi. Apalagi akhir-akhir ini dia sering nyapa gue setiap
kali ketemu. Awalnya sama kayak si Christnov, gue bahagia tapi lama-lama itu
annoying, disturbing. Meskipun dia nyebahi, nyebelin, tapi dia juga punya sisi
lain seperti yang udah pernah gue post sebelumnya (First Impression (muncul belakangan)).
Gak sebatas temen
kelas, tapi dari temen ekskul juga udah mulai, kayak si Avatar, awalnya
perasaan gue juga sama, bahagia, tapi lama kelamaan gue juga merasa
terintimidasi. Gak sebatas temen ekskul, temen SD gue yang se-SMA juga. Ahsudahlah,
gue lelah mikir yang begituan. Semoga tragedi 32 ini segera berakhir. Setiap
tragedi biasanya menimbulkan korban dan gue sekarang tengah menjadi korbannya.
Yaudahlah, semoga mereka cepet tobat juga :)) . Fin
Lo Mbak, aku tau siapa "Amuba" dan aku harus nahan ketawa
BalasHapuslel..
Hapus