Jumat, 04 September 2015

Dibalik Tragedi 32

“Ciaelah, Sen, judulnya horor amat”
“Kenapa emangnya? Horor gimana?”
“Tragedi… elegi… alergi…unagi…daiki”
“Daiki? Tapi itu kan… ahsudahlah”

Sebenernya apa sih tragedi 32? Kenapa gue namain tragedi 32? Oke, menurut kamus Bahasa Indonesia, tragedi itu artinya…. Ada seseorang bilang ‘Dunia adalah panggung sandiwara’, jadi tragedi artinya sandiwara sedih ataupun peristiwa yang menyedihkan.. Nah 32 itu sendiri adalah no abs gue dan selalu menjadi yang terakhir. Jadi, gue mau cerita tentang tragedi 32 ini.

Gue kagak tau kapan tragedi ini bermula, tapi mungkin kronologi ini bisa jadi sebab terjadinya tragedi ini. Pertama, sekitar akhir Januari gue izin kagak ikut pelajaran dengan alasan OSN selama seminggu. Terus ada temen sekelas gue yang berinisial Christnov mulai menyapa gue dengan cara yang tidak biasa waktu gue masuk ke kelas. Jujur, temen-temen gue di kelas hampir jarang banget ngajak omong gue, apalagi yang laki-laki dan setelah Christnov mulai menjamurlah para Christnov yang lain. Sebut saja Dweep dan geng Nigga. Pada awalnya gue seneng mereka bisa menganggap gue ada namun setelah itu gue malah merasa ngeri sama mereka. Gue mulai berpikir keruh. Jangan-jangan mereka pedo, jangan-jangan mereka lolicon. Kan, horor. Nah mungkin disitulah awal mula tragedi 32 ini berlangsung sampai sekarang.


Gak cuma Christnov, Dweep, dan geng Nigga. Setelah mereka memulai aksi mereka, kelakuan mereka pun juga bisa memprovokasi orang lain. Seperti Kaichou, Yahyong, Amuba, N yang dulunya gak pernah berani bicara sekarang biasa aja malah. Apalagi si Amuba dan N, tapi yang paling parah itu Amuba. Gue yakin dia laki-laki tapi mungkin dia enggak :v maksud gue, temen-temen gue yang lain meragukan dia. Jujur, dia itu penampilannya menly tapi kelakuannya sedikit girly dan ke-girly-annya dia itu malah membuat gue merasa ‘Oh, dia sejenis sama gue’ kan ambigu. Dan gue merasa dia udah gak punya batas antara dunia perempuan dan laki-laki. Gue miris sama dia. Gue sering ngingetin dia untuk bisa menly dengan ‘cara gue’. Gue orangnya blak-blakan dan to the point. Gue sering panggil dia ‘Cowok’, atau bilang ke dia ‘yang jantan’, ‘laki’, ‘macho’. Dia sering kesindir saat gue bilang gitu dan dia bales “Zul, kamu jangan kayak gitu” dengan nada girly-nya. Gue gak ngerti harus gimana lagi. Apalagi akhir-akhir ini dia sering nyapa gue setiap kali ketemu. Awalnya sama kayak si Christnov, gue bahagia tapi lama-lama itu annoying, disturbing. Meskipun dia nyebahi, nyebelin, tapi dia juga punya sisi lain seperti yang udah pernah gue post sebelumnya (First Impression (muncul belakangan)). 

Gak sebatas temen kelas, tapi dari temen ekskul juga udah mulai, kayak si Avatar, awalnya perasaan gue juga sama, bahagia, tapi lama kelamaan gue juga merasa terintimidasi. Gak sebatas temen ekskul, temen SD gue yang se-SMA juga. Ahsudahlah, gue lelah mikir yang begituan. Semoga tragedi 32 ini segera berakhir. Setiap tragedi biasanya menimbulkan korban dan gue sekarang tengah menjadi korbannya. Yaudahlah, semoga mereka cepet tobat juga :)) . Fin

2 komentar: