Kamis, 06 Agustus 2015

First Impression

“Sen..”
“APA?!”
“Gak jadi, lanjutin aja, deh.”

Dalam post kali ini, gue mau bercerita tentang first impression gue sama temen-temen baru gue di SMA.
 Oke langsung aja. Pertama kali gue mau mbicarain tentang seseorang yang namanya gue samarin jadi Yani. Yani ini adalah temen sebangku gue pertama kali waktu pra-MOS, dia orang yang ramah, murah senyum, dan menurut banyak orang dia ca’em. Karena gue lulusan SMP swasta, gue jadi semacam kena paranoid gitu :v nganggep semua orang yang gak berkerudung itu non-Islam termasuk si Yani itu. Berhubung pra-MOS diselenggarain waktu puasa dan bertepatan dengan akhir puasa, kakak fasilitator membagikan surat edaran tentang zakat fitrah. Tak lupa, kakak fasilitator mengabsen siapa saja yang muslim. Gue curiga sama si Yani, kenapa dia angkat tangan waktu di absen. Dari muka-mukanya dia keliatan kayak orang cina eh.. tionghoa. Gue tetep gak percaya kalo temen sebangku gue ini ternyata saudara gue (saudara seiman maksudnya) sampai kakak fasilitator bener-bener melayangkan surat edaran itu ke atas mejanya. Well, dugaan gue salah dan gak semua muslimah bisa mendapat hidayah berhijab itu.

Yang kedua adalah temen sebangku gue yang lain. Temen sebangku gue waktu MOS. Temen sebangku gue yang longlast sampe sekarang :v. Namanya gue samarin jadi Viani. Entah kenapa tiba-tiba gue duduk di samping Viani ini. Seorang anak rantau dari tempat tandus bernama hutan gunung tepatnya kecamatan retnorock alias Baturetno :v . Gue punya beberapa cerita konyol yang terjadi antara kita. Jadi, ceritanya, si Viani ini tanya-tanya tentang boyband korea,Shinee, dan gue tau kalo dia suka sama korea-korea gitu daripada jejepangan. Gue juga balik tanya ke dia “Eh, namamu tadi siapa?” gue bingung gara-gara dikelas itu ada nama yang hampir mirip-mirp gimana gitu, ya nama dia itu salah satunya. Dan gue bertanya pertanyaan yang sama berulang kali dalam frekuensi yang bisa membuat orang jengkel, tapi dia enggak :3 mungkin dalam hati :v . Si Viani ini ternyata anak kos. Kos yang pertama sih menurut gue gak enak. Udah rasanya lumayan jauh, ada anjingnya lagi, kan gak enak gimana gitu rasanya. Akhirnya dia pindah waktu petengahan kelas X. Oh, iya, dia juga paling takut sama cerita horor, apalagi waktu Pradana XXIX di Sekipan, Tawangmangu. Ketika mentari sudah menghilang di ufuk barat, keahlian gue mulai terkumpul dan siap untuk dimuntahkan, yaitu suka bercerita sesuatu yang horor. Padahal tempatnya sendiri udah horor. Sasaran muntahan gue yang pertama kali mestilah si Viani, dia udah nolak beberapa kali, tapi gue gak pantang menyerah. Apalagi waktu acara pensi yang diadain malem-malem dengan suasana gelap, dingin, mencekam, gue masih berusaha nawarin dia cerita yang gue punya, “Eh, aku punya cerita horor” “Gak mau zul” okay, itu jawabannya.

Yang ketiga, si ketua kelas alias namanya gue samarin jadi Ardy. First impression tentunya dia adalah anak genter, orang yang tinggi. Baru kali itu gue liat ada anak umur 15 tahun setinggi dia, ya mungkin sekitar 1,78 m lah tingginya. Impression yang lain itu dia ternyata pernah mau masuk pondok, udah daftar malah, dan dia jadi satu-satunya anak SMP Negeri yang daftar pondok itu. Tapi karena ditolak dia akhirnya masuk smansa. Dan tau sendirilah kalo awalnya mau masuk pondok terus malah masuk sekolah negeri. Dia terlihat seperti seseorang yang agamis. Later I found out that … dia seorang yang suka jejepangan, punya beberapa anime, tau beberapa kosakata jepang (contohnya hentai, ecchi, kimochi, yamete, ikkeh-ikkeh mungkin juga dia tau :v), dan hal-hal yang berbau jepang lainnya. Selain itu ternyata dia juga punya keahlian di bidang kepramukaan, apalagi keahlian dia semakin terlihat waktu mau Pradana. Dia menunjukkan kami, peserta lomba pionering dari Cyclone (yang dulu MIAJI), bagaimana cara tali-temali yang kuat itu dan … ya dia bisa tali temali, apalagi di saat tangan-tangannya yang panjang itu menarik tali sampai… ahsudahlah, malah fangirling. Selain yang barusan gue sebutin tadi masih ada beberapa yang gue pikirkan tentang dia. Dia orang yang ramah, lucu, menghibur, pengganti remote LCD, ceria, masih kayak anak kecil, pengganti pembantu umum, baik, suka membantu. Si ketua kelas yang merangkap sebagai pembantu umum.


Sebenernya masih ada beberapa orang yang belum gue ceritain di sini, mungkin di post berikutnya. See ya….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar